(MEDIA ICMI). Nasihat Rasulullah; ‘belajarlah dari dalam rahim hingga liang lahat’
benar-benar diterapkan para ibu rumah tangga di bilangan Warung Jati Jakarta
Selatan ini. Betapa tidak, mereka begitu
antusias dan tidak menyianyiakan kesempatan mengikuti pelatihan serta
pembekalan keterampilan yang diadakan
BMT Bina Insan Cita (BIC) beberapa waktu lalu.
Motivasi Buka Usaha
Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Husnul Yakin, pengetahuan yang
diberikan antara lain pelatihan Kewirausahaan dan Keuangan Sederhana serta
Pelatihan Keterampilan membuat kerudung dan mukena. Bertempat di ICMI Center,
Jakarta beberapa waktu lalu, kegiatan ini dianggap pengisi waktu yang bermanfaat
dan membuang stereotipe ibu-ibu rumah tangga yang senang bergosip dengan
tetangga.
“Kami sengaja memilihkan jenis pelatihan dan keterampilan di mana
jika ibu-ibu ini berminat mengembangkan lebih jauh, bisa menjadi sumber
pencarian membantu suaminya,” ungkap Husnul
Sebut Saja Fitriyani (49), salahsatu peserta yang semangat mengikuti
kegiatan ini dari hari pertama hingga akhir. Menurutnya, pelatihan semacam ini
merupakan kegiatan produktif di sela rutinitasnya mengelola rumah tangga
sehari-hari. “Senang juga bertemu banyak teman dan saudara. Saya juga senang
bisa bersama ICMI yang isinya orang-orang pintar,” akunya.
Lain lagi dengan Suparmi (45). Ibu rumah tangga yang rajin mengikuti
pelatihan-pelatihan idi lingkungan tempat tinggalnya menganggap pelatihan yang
diikutinya kali ini sangat berbeda dan berkesan. “Pernah juga dapat pelatihan
membuat kue basah dari kelurahan selama satu minggu. Tapi setelah pelatihan ya
begitu saja tidak ada kelanjutannya.” imbuh dia
Uni dan Atika yang sebelumnya memang sudah mempunyai dasar keterampilan
menjahit, mendapatkan banyak tambahan ilmu sehingga makin memantapkan niat
mereka membuka usaha garmen bersama rekan-rekan sesama peserta pelatihan.
Gayung bersambut, Komitmen BMT BIC memang akan terus mendampingi, mengawasi dan
memberikan modal kerja bagi para peserta pelatihan yang merupakan anggota BMT
BIC ini.
Rebut Peluang
Setelah pelatihan, para peserta dpersilakan membawa pulang mesin-mesin
jahit dan perlengkapan untuk memulai usaha. Kini usaha-usaha kelompok alumni
pelatihan keterampilan sudah berjalan. Misal, Tim Uni dkk selain mengerjakan
orderan membuat kerudung dan mukena mereka juga menangani reparasi/ rombak
jahitan. Orderan dikerjakan di rumah masing-masing. Sehari satu kelompok yang terdiri dari 6-7 orang ini mampu
mengerjakan hingga 10 potong mukena/ kerudung yang dibanderoli @ Rp 100 ribu.
Pesanan banyak datang salahsatunya dari pasar Tanah Abang
Ke depan, baik Uni maupun Atika juga peserta pelatihan lainnya sedang
mengupayakan satu tempat produksi di mana semua anggota kelompok bisa berkumpul
mengerjakan di satu tempat. Sehingga kontrol kualitas dan pemenuhan target bisa
lebih mudah dilakukan. Apalagi menjelang bulan Ramadan di mana permintaan
kerudung dan mukena meningkat. Tiap kelompok berharap bisa merengkuh peluang
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar