| berikut tulisan seorang sahabat saya: Arkian Widi |
Suatu malam menjelang tidur, saya iseng nanya rekan sekamar saya, ‘Kok ente semangat banget ngurusin ibu-ibu, Nul?’ / Mereka paling antusias. Dan satu lagi, gampang dibilangin, An,’ selorohnya. Hehe.. kawan yang sudah belasan tahun bergelut di lembaga swadaya masyarakat ini tentu punya alasan tersendiri. Yep, Muhammad Yunus pun berhasil dengan Grameen Bank yang isinya perempuan semua..
Militan
Sebenarnya, Husnul terinspirasi sosok sang ibu yang single parent. Beliau bekerja, berusaha apa saja demi menghidupi keluarga. Bersama timnya Husnul memberi perhatian khusus terhadap pemberdayakan perempuan. Sering saya ikut Husnul blusukan, istilah yang belum trendi saat itu, dalam rangka menginfokan kegiatan kepada masyarakat. Baik itu undangan ikut workshop, ajakan menabung di baitul maal wat tamwil (BMT), pembagian kupon qurban, dan pembagian hadiah untuk anak-anak yatim. Momen tersebut dimafaatkan untuk menyimak celoteh, curhat, unek-unek para ibu rumahtangga.Ini menjadi bekal referensi Husnul untuk kegiatan-kegiatan.
Ada satu hal yang menarik, bu-ibu ini kerap menyebut Husnul sebagai anaknya. Mereka mengatakan dengan bangga. Ujaran-ujaran seperti; ‘saya sudah anggap Husnul anak sendiri,’ ‘Husnul ini anak saya’. Sering mampir di telinga.. Saya menduga, mungkin karena seringnya Husnul mengadakan acara mengikutsertkan mereka sehingga punya kegiatan bermanfaat,' Wah, ibu kandung ente satu, tapi ibu angkat banyak, Nul, ‘ canda saya suatu hari.
Husnul Yakin menjadi calon anggota DPRD DKI Jakarta atas dorongan kawan-kawan yang tahu kompetensinya. Husnul yakin, ada yang bisa dilakukan lebih jika berada di sana nanti. Dan orang-orang pertama yang menjadi tempat konsultasi dan restu, selain ibu kandungnya, adalah para ibu-ibu binaannya. Mereka langsung mendukung. Bahkan ada yang spontan berinsiatif jadi relawan tanpa nanya wani piro dan semacamnya. Luar biasa militansi kaum perempuan ini.
Saya jadi ingat obrolan baru-baru ini dengan teman, seorang creativepreneur kenamaan. Caleg yang bagus itu adalah mereka yang senantiasa berkarya di masyarakat. Jadi saat dia maju, masyarakat mendukung dengan tulus karena tahu kapabilitasnya. Nah,prasyarat tersebut udah ada di ente Nul. Ente cocok maju. Nothing to loose. Jadi, syukur, tidak jadi juga alhamdulilah, toh perjuangan tetap berlanjut.
0 komentar:
Posting Komentar